DataRobot telah merilis survei global yang menunjukkan bahwa banyak organisasi masih menghadapi tantangan dalam memperoleh nilai bisnis dari AI. Survei terhadap lebih dari 700 profesional AI mengungkapkan bahwa hanya 34% yang merasa memiliki alat yang cukup untuk mencapai tujuan AI mereka. Studi ini mengidentifikasi bidang-bidang kesulitan utama, termasuk keandalan model, pengembangan AI generatif, integrasi sistem, dan alur kerja kolaboratif.

Selain itu, survei tersebut menemukan bahwa hampir separuh peserta menghadapi masalah dalam memantau model AI mereka, sehingga menyoroti perlunya pelacakan keluaran secara real-time dan kinerja yang konsisten. Sekitar sepertiganya melaporkan kesulitan mengembangkan dan menerapkan AI generatif karena ekspektasi keluaran yang tidak jelas dan kompleksitas pembuatan prototipe. Keterlambatan dalam integrasi dan alur kerja yang terfragmentasi juga merupakan salah satu kendala utama yang disebutkan.

Ketika AI prediktif dan generatif terus menyatu, penelitian mengungkapkan kesenjangan kepercayaan di antara para praktisi. Meskipun 90% responden memperkirakan jenis AI ini akan terintegrasi dalam waktu satu tahun, 71% responden tidak yakin dengan kemampuan mereka dalam mengembangkan dan menerapkan solusi AI yang efektif. Terdapat kebutuhan akan alat yang mendukung lingkungan kode dan GUI, dengan praktik terbaik yang disediakan vendor dan solusi siap pakai yang dapat disesuaikan.

Michael Schmidt, CTO di DataRobot, menekankan perlunya pendekatan baru yang disesuaikan dengan data spesifik dan persyaratan kasus penggunaan. Dia menunjukkan perlunya alur kerja dan komponen yang dapat mengatasi tantangan yang dihadapi tim AI untuk memenuhi harapan perusahaan terhadap investasi AI. Mereka yang tertarik dengan temuan dan wawasan terperinci dapat melihat laporan lengkapnya.