Laporan IBM yang baru menemukan bahwa para pemimpin bisnis melihat lonjakan keinginan mereka untuk berinvestasi dalam TI demi keberlanjutan, dengan 88% yang berencana untuk meningkatkan investasi mereka dalam tahun depan. Survei yang mencakup berbagai industri ini menunjukkan bahwa para pemimpin ini melihat teknologi sebagai katalisator pertumbuhan, bukan sekadar sarana untuk memangkas biaya.

Meskipun prospek peran TI dalam keberlanjutan tampak optimis, laporan tersebut menyoroti kesenjangan antara ambisi dan implementasi, khususnya di bidang kecerdasan buatan (AI). Sementara 90% eksekutif percaya AI akan berdampak positif pada tujuan keberlanjutan, lebih dari separuh organisasi belum memanfaatkan AI untuk tujuan ini. Kendala keuangan tampaknya menjadi hambatan utama, dengan banyak investasi dalam TI untuk keberlanjutan menjadi pengeluaran satu kali dan bukan bagian dari anggaran rutin.

Survei tersebut juga mengungkap kesenjangan persepsi dalam organisasi, dengan para eksekutif puncak lebih cenderung memandang upaya ketahanan iklim perusahaan mereka sebagai hal yang positif daripada bawahan mereka. Kesenjangan ini melintasi berbagai dimensi keberlanjutan, termasuk risiko keuangan, infrastruktur, dan rantai pasokan.

Laporan IBM diakhiri dengan saran praktis bagi bisnis, yang menyoroti pentingnya berinvestasi pada perangkat AI yang tepat dan menggunakan data untuk menjembatani kesenjangan persepsi antara para pengambil keputusan di berbagai tingkatan. Laporan lengkap tersedia di situs web IBM, yang memberikan wawasan tentang bagaimana bisnis dapat mengubah ambisi keberlanjutan mereka menjadi tindakan nyata.