Survei terkini oleh perusahaan intelijen pendapatan terkemuka mengungkap perbedaan pendapat antara CIO dan pemimpin TI dalam hal mengukur keberhasilan proyek AI. Survei yang melibatkan lebih dari 500 peserta di Inggris dan AS ini mengungkap prioritas yang terbagi, dengan 53% pemimpin teknologi berfokus pada peningkatan produktivitas dan jumlah yang sama memprioritaskan peningkatan pendapatan. Kepuasan karyawan juga menjadi pertimbangan utama bagi hampir separuh responden.

Survei tersebut lebih jauh mengeksplorasi justifikasi untuk investasi AI, dengan 61% CIO global menyebutkan peningkatan pendapatan dan 60% menyebutkan penghematan waktu sebagai justifikasi yang cukup untuk biaya AI. Namun, hanya sebagian kecil yang secara aktif mengukur kedua hasil tersebut, yang menunjukkan adanya kesenjangan dalam sistem pengukuran di banyak organisasi. Survei tersebut juga mencatat bahwa minat terhadap AI prediktif tinggi, dengan sejumlah besar pemimpin teknologi memprioritaskannya daripada AI generatif dan otomatisasi.

Terkait penerapan AI, survei menemukan bahwa meskipun mayoritas pemimpin teknologi memanfaatkan model bahasa berskala besar yang siap pakai, ada tren yang berkembang menuju solusi khusus domain. Alat AI yang disesuaikan ini dirancang untuk memberikan hasil yang lebih akurat berdasarkan data khusus industri. Meskipun ada tantangan seperti masalah keamanan dan masalah integrasi data, nilai jangka panjang AI masih diakui, dan hanya sedikit perusahaan yang meninggalkan inisiatif AI karena kurangnya ROI langsung.

Hasil survei menunjukkan bahwa bisnis kecil dan menengah AS berfokus pada ROI jangka pendek, sementara perusahaan yang lebih besar tampaknya memiliki kapasitas untuk membuat investasi jangka panjang dalam AI, menyoroti pendekatan yang berbeda terhadap AI di seluruh perusahaan dengan ukuran yang berbeda, dan eksplorasi berkelanjutan mereka terhadap potensi AI untuk meningkatkan berbagai aspek operasi bisnis mereka.