Baru-baru ini, sebuah perusahaan yang berpusat di Tokyo mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menjadi perantara kesepakatan merger dan akuisisi (M&A) antara dua perusahaan yang berpusat di Tokyo menggunakan sistem pencocokan M&A bertenaga AI, CloneM&A. Ini menandai kesepakatan ketiga yang berhasil sejak sistem tersebut mulai diujicobakan delapan bulan lalu, yang menunjukkan potensi AI dalam menyederhanakan proses M&A.

Sistem, yang menggunakan model bahasa tingkat lanjut untuk membuat tiruan virtual dari perusahaan penjual, telah menunjukkan kemampuannya untuk mengidentifikasi sinergi dan potensi pertumbuhan antara perusahaan. Dalam contoh terbaru, sistem ini menyatukan firma konsultan sumber daya manusia dan platform perjalanan daring yang terkenal, dengan mengakui manfaat bersama dari pengintegrasian operasi mereka. Kesepakatan itu diselesaikan dengan cepat, memakan waktu sekitar lima bulan dari proposal awal hingga penyelesaian.

Perusahaan di balik CloneM&A berhasil melaksanakan tiga kesepakatan dengan staf yang minimal, setara dengan 1,1 bulan kerja operasi aktual. Pencapaian ini menyoroti efisiensi teknologi AI dalam pencocokan perusahaan dalam M&A, dan merupakan perubahan besar dari metode tradisional yang lebih personal. Sistem ini diharapkan tersedia secara umum mulai Januari 2025, dan perusahaan bermaksud mengatasi semua tantangan di bidang M&A melalui solusi AI-nya.